Jika Anda liburan ke Bali, pasti pernah melihat pertunjukan kecak atau tari pendet di sebuah pagelaran. Biasanya tarian ini dipertunjukkan jika ada acara tertentu seperti hadirnya tamu penting atau acara besar lainnya. Tapi sebenarnya, apa itu tari tradisional Bali?
Tari tradisional Bali ialah gerakan tari yang memfokuskan pada keindahan dan ekspresi yang kuat. Sebagian besar tarian Bali bermakna religius untuk umat Hindu, namun kini sudah bisa dipertunjukkan di luar acara keagamaan.
Terdapat beberapa jenis tarian yang biasanya dipertunjukkan di beberapa kegiatan di Bali. Berikut di antaranya.
Tari Pendet
Tarian ini adalah sejenis upacara untuk Dewa yang bersemayam di dalam pura. Tarian ini dibawakan oleh beberapa penari perempuan yang membawa alat-alat upacara seperti kendi, canang saring, pedupaan, dan lainnya. Tak lupa tari Pendet juga disertai oleh pemangku yang membawa peduapaan dan menari pada barisan depan. Tarian yang dibawakan di pura ini, biasanya akan berlanjut pada upacara persembahyangan.
Tari Kecak
Tiap wisatawan yang ke Bali, biasanya tidak pernah melewatkan untuk melihat tarian ini. Tari Kecak diciptakan pada tahun 1930 oleh Wayan Limbak dan Walter Spies, seorang seniman asal Jerman. Tarian yang dibawakan oleh laku-laki ini pun kini menjadi pertunjukan yang paling dinanti ketika berkunjung ke Uluwatu dan Garuda Wisnu Kencana (GWK). Tariannya berupa puluhan penari duduk bersila dan melingkar menyerukan “cak-cak-cak” sambil mengangkat kedua tangannya ke atas. Gerakan seperti ini melambangkan tentara kera yang membantu Rama saat melawan Rahwana pada cerita Ramayana.
Tari Barong
Tari ini juga terkenal di kalangan wisatawan karena cukup unik walaupun memiliki unsur magis di dalamnya. Tari Barong bercerita tentang binatang mitos yang merupakan perwujudan dari binatang suci nan ajaib. Asal kata “barong” sendiri berasal dari kata “bahruang” atau beruang. Tarian yang dibawakan oleh dua orang laki-laki ini dipercayai masyarakat Bali bisa mengusir roh jahat yang mengganggu manusia.
Tari Sang Hyang
Tarian selanjutnya adalah Tari Sang Hyang. Tari ini dikatakan sebagai sarana pelindung dari kekuatan mistik dan juga untuk mengusir wabah penyakit yang ada di suatu tempat. Tarian ini biasanya dibawakan oleh dua orang gadis yang masih bersih dan suci. Nantinya penari ini akan kemasukan roh hyang, bidadari, roh, atau binatang lain yang mempunyai kekuatan merusak sehingga tidak sadarkan diri.
Sebelum tarian selesai, ada tahapan yang bernama Ngalinggihang untuk mengembalikan kesadaran dan melepas roh yang merasuki penari. Untuk menarikan tarian ini, penari ini wajib memenuhi beberapa pantangan. Mulai dari tidak boleh mencuri, berbicara kasar, berjalan di bawah jemuran pakaian, memakan sisa makanan, hingga merangkak di bawah kolong tempat tidur.